Sabtu, 08 Agustus 2015

12.38 | by Smpn 2 Srengat | No comments
Ternyata, Ada Wisatawan di Pantai Jebring


Setelah Bapak Ainul mengikuti technical meeting  kami bertiga dipanggil untuk menentukan judul apa yang akan kita angkat dalam lomba ini. Dari berbagai usulan Bapak atau Ibu guru dan teman – teman, kami menjelajahi Internet serta sumber lain, akhirnya kami memilih tema tentang Pantai Jebring yang menurut kami layak diangkat sebagai tempat untuk dikembangkan menjadi tempat pariwisata. Setelah itu kami membuat persiapan – persiapan antara lain, kata pengantar, pendahuluan, membuat daftar angket, pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan serta menentukan hari kapan kita berkunjung ke sana, yang kemudian disepakati Minggu 21 Juni 2015. Sambil menunggu hari keberangkatan ke Pantai Jebring kami membuka Internet untuk menambah kepustakaan yang akan kami tuangkan dalam karya tulis nanti.
Rencana menuju Pantai Jebring yang semula akan dilaksanakan Minggu 21 Juni 2015, batal kerana Bapak Kholik Kusdianto, S.Pd (penunjuk jalan) ada kepentingan yang tidak bisa ditunda dan ditunda hari Rabu 24 Juni 2015. Bayangan kunikan Pantai Jebring yang sekali kami lihat di Internet membuatku semakin penasaran.
Hari Rabu 24 Juni 2015, jam 07.00 Bapak Ibu pembimbing kami bertiga bersama wakil OSIS berangkat menuju Pantai Jebring. Jumlah keseluruhan sepuluh orang dengan bersepeda motor beriringan di jalan rute Srengat, Blitar, Lodoyo, Ngeni dengan jalan mulus. Tapi kira – kira mendekati 37 kilometer dari Srengat jalan mulai rusak, motor terus berjalan lambat. Sampai pada jalan yang sangat rusak dan Bu Panca memilih turun dari motor karena takut terjatuh, melanjutkan perjalanan sambil berjalan kaki .Setelah naik turun tujuh kali ,sampailah kami di perempatan balai dusun Banyu Urip . Barulah kami menemukan peta Desa Ngadipuro, dan penunjuk jalan ke sepuluh pantai yang ada di Desa Ngadipuro . Setelah sekitar tiga kilometer dari balai dusun laut mulai terlihat keindahan laut . “ Woow, Eksotis ’’ bibir pantai yang indah yang ada di Internet, kata Bu Endang, tidak kalah dengan pantai lain. “Mengapa pantai seindah ini tidak dikembangkan ?” kata Bu Endang. “Mengapa jalan yang tidak terlalu terjal ini tidak diperbaiki”. “ Mengapa PEMDA tidak  membangun akses jalan, fasilitas? Dan masih banyak kata mengapa yang terlontar dari kami. Setelah mengamati ke sana ke mari dan ber “selfie” ria. Tepat pukul 11.00 kami bersiap diri untuk melanjutkan perjalanan untuk wawancara warga Dusun Banyu Urip, kepala Dusun Banyu Urip. Mengingat rencana wawancara dengan pengunjung yang akan kami lakukan tidak terlaksana karena  kami tidak bertemu dengan satu pengunjungpun di Pantai Jebring. Kunjungan kami ke rumah Bapak Kepala Dusun dan warga sekitar untuk melakukan wawancara berlangsung sekitar satu jam. Pukul 12 kami bersiap pulang

Tepat jam 13.45 kami sampai di sekolah. Selesai sudah perjalanan yang mengesankan hari ini. Kami pulang ke rumah masing – masing. Dua hari kemudian Bapak Ainul Hari, guru Bahasa Indonesia yang mengantar kami ke Pantai Jebring bercerita, kalau “Ponsel” yang diperkirakan hilang sewaktu dalam perjalanan ke Pantai Jebring sudah ketemu. Ternyata “Ponsel” itu ditemukan oleh pengunjung. Slamet, mantan siswa SMP Negeri Panggungrejo yang menemukan “Ponsel” tersebut di gazebo sederhana Pantai Jebring. Itu berarti ada pengunjung yang datang di Pantai Jebring selain kami untuk menikmati pemandangan di sana. 

0 Komentar :

Search Our Site