Senin, 10 Agustus 2015

16.53 | by Smpn 2 Srengat | No comments

            Candi Penataran  terletak di desa Penataran , kecamatan Nglegok , Kabupaten Blitar, Jawa Timur , Indonesia. Lokasinya terletak di kaki Gunung Kelud . Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah  adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwatis .

http://www.google.co.id/search/q=candi+penataran&oq=candi+penataran&aqs=chrome..69i57.14901j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8
            Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak  di lereng barat daya Gunung Kelud , di sebelah  utara Blitar, pada ketinggian  450 meter di atas permukaan laut . Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan  Kadiri sekitar  tahun 1200 masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana , Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
            Dalam kitab Desawarnana  atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci “ Palah “ yang dikunjungi Raja  Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur . Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya

            Candi Penataran ,adalah sebuah candi berlatar belakang  hindu yang telah ada sejak kerajaan  Kediri digunakan   sampai era kerajan Majapahit  .Candi Penataran ditemukan  pada tahun 1815,dan belum banyak dikenal sampai tahun 1850.Komplek candi ini ditemukan oleh sir Thomas Stamford Raffles,yang merupakan Letnan Gubernur Jendral  pada  masa kolonial Inggris di Indonesia pada waktu itu.
            Raffles bersama – sama dengan Dr.Horsfield seorang ahli Ilmu Alam mengadakan kunjungan ke Candi Penataran, dan hasil kunjungannya dibukukan dalam buku yang berjudul “History of Java” yang terbit dalam dua jilid. Jejak Rafles ini dikemudian hari diikuti oleh para peneliti lain yaitu : J.Cwarfurd seorang asisten residen di Yogyakarta, selanjutnya Van meeteren Brouwer (1828), Junghun (1884), Jonathan Rigg (1848) dan N. W. Hoepermans yang pada tahun 1886 mengadakan inventarisasi di komplek Candi Penataran.
            Nama asli Candi Penataran dipercaya adalah Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah, dan dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Crnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Crengalancana Digwijayottungadewa. Raja Crnga memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi gunung untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menetralisasi atau menghindari mara bahaya yang disebabkanoleh Gunung Kelud yang sering meletus.
            CANDI PENATARAN telah dicanangkan sebagai LADEMARK WISATA NASIONAL. Sebuah langkah terpuji dari Pemerintah, mengingat fakta bahwa masih banyak misteri yang tersimpan di dalam Situs Candi Penataran yang belum terkuak dan masih menimbulkan banyak pertanyaan dan bahan diskusi bagi ahli purbakala Indonesia.
            Di Indonesia terdapat berbagai macam candi. Terutama di pulau Jawa ada bermacam –nmacamcandi yang tersebar mulai dari Jawa Timur sampai ke ujung Barat Pulau Jawa.
            Namun, ada beberapa kejanggalan yang bisa dilihat di beberapa candi yang ada di Pulau Jawa. Kejanggalan terlihatvdari patung dan relief yang ada. Kalau pengukuran secara tahun oleh arkeolog benar maka banyak hal yang tidak masuk akal di dua candi yang telah diteliti oleh para ahli purbakala, yaitu Candi Cetho dan Candi Penataran. (yang akan dibahas adalah khusus Candi Penataran).
            Sejalan dengan berjalannya masa ke masa, ternyata Candi Penataran masih tetap menyisakan misteri jika dihitung berdasarkan ukuran – ukuran tertentu arkeolog.
            Di bawah ini ada tulisan tentang MISTERI RELIEF PERAHU, yang konon sangat ganjil jika dikaitkan dengan kisah sejarah yang tertulis. Seperti diketahui, Candi Penataran konon terkait erat dengan Kerajaan Majapahit, yang menjadi asal usul istilah NUSWANTARA....atau NUSANTARA. http://www.eastjava.com/tourism/blitar/ina/penataran.html
Candi penataran merupakan salah satu candi yang merupakan peninggalan sejarah yang amat mempesona jika dilihat dari sisi keindahan dan juga budayanya. Candi penataran adalah komplek percandian yang terluas di Jawa Timur. Berdasarkan laporan Dinas Purbakala tahun 1914 – 1915 nomor 2045 dan catatan Verbeek nomor 563, Candi Penataran merupakan bangunan kekunaan yang terdiri atas beberapa gugusan sehingga disebut Komplek Percandian.
Semenjak runtuhnya kerajaan Majapahit yang kemudian disusul dengan masuknya agama Islam, banyak bangfunan suci yang berkaitan dengan agama Hindu dan Budha begitu saja ditinggalkan  oleh masyarakat penganutnya. Lama – lama bangunan – bangunan suci yang tidak lagi dipergunakan itu, dilupakan orang – orang karena masyarakat sebagian besar telah berganti kepercayaan. Akibatnya bangunan tersebut menjadi terlantar tidak ada lagi yang mengurusnya, pada akhirnya tertimbun longsoran tanah dan semak belukar. Namun seiring berjalannya waktu, kompleks candi Penataran yang dahulunya sempat terabaikan sekarang mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sehingga untuk saat ini sudah menjadi kompleks candi sebagai tujuan wisata yang indah dan menarik.
       Untuk sampai di lokasi percandian dapat ditempuh dari pusat kota Blitar ke Utara yaitu ke jurusan makam Bung Karno. Jarak antara kota dan sampai lokasi diperkirakan 12 kilometer. Apabila ditempuh dari kota Blitar, setelah mencapai 10 kilometer, kemudian sampai di pasar desa Nglegok, lalu diteruskan sampai pasar Penataran kemudian belok kiri menuju ke Percandian. Dari pertigaan pasar Penataran sampai ke lokasi hanya tinggal 300 meteran. Bagi pengunjung yang datang dari Kota Malang dapat ditempuh lewat pertigaan desa Garum kemudian belok kanan sejauh kurang lebih 5 kilometer sudah sampai di lokasi percandian.
Jumlah pengunjung candi Penataran tergolong tinggi. Menurut catatan jumlah pengunjung rata – rata dalam satu bulan mencapai sekitar 20.000 sampai 25.000 orang. Itu merupakan suatu jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan pengunjung candi lain. Setiap wisatawan seperti diwajibkan untuk mampir ke Candi Penataran. Mereka tertarik dengan keunikan dari candinya sendiri, yang bisa menjadi obyek pemotretan, sumber inspirasi bagi para seniman dan sebagai lahan bagi para pedagang kecil untuk menjajakan makanan atau cindera mata penitipan kendaraan maupun pemandu wisata hingga biro transportasi.
Candi Penataran termasuk dalam monumen mati (dead monument) artinya tidak ada kaitannya lagi dengan kepercayaan yang dianut masyarakat dewasa ini. Bangunan candi tidak berfungsi lagi sebagai tempat ibadah atau sebagai tempat semedi melainkan sebagai tempat wisata. Para pengunjung yang datang dalam rangka menikmati seni dan budaya dari kekunaan dan ilmu pengetahuan. Kini 800 tahun lebih telah berlalu, komplek Candi Penataran masih tegak berdiri di tempat semula dengan penuh keagungan dan kemegahan.


0 Komentar :

Search Our Site